Tanpa bantuan, bayi baru lahir
yang ditempatkan pada dada atau perut sang ibu secara alami dapat
mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan menyusu. Proses penting
inilah yang disebut inisiasi menyusui dini (IMD).
ASI
telah terbukti berperan penting sebagai sumber makanan utama dan
perlindungan bayi baru lahir dari berbagai penyakit. Proses menyusui ini
sebenarnya dapat dimulai dan dikuatkan dengan inisiasi menyusui dini
(IMD). Sayang, belum banyak orang yang memahami pentingnya prosedur ini
untuk bayi.

World
Health Organizations (WHO) merekomendasikan proses inisiasi menyusui
dini dijalankan selama 1 jam pertama kehidupan awal bayi. Proses
tersebut dilaksanakan dengan cara menempatkan bayi di dada ibunya segera
setelah sang bayi keluar dari jalan lahir. Bayi ini kemudian akan
secara alami, tanpa dibantu, mencari puting ibunya untuk menyesap ASI.
Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menjalankan proses IMD:
- Memberi
kesempatan pada bayi untuk mendapatkan kolostrum, yaitu tetes ASI
pertama ibu yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Cairan
pertama dari ASI ini biasanya berwarna kuning, sangat padat, dan hanya
sebanyak kira-kira satu sendok teh.
- Proses ini juga menunjang keberhasilan ASI eksklusif
hingga setidaknya 4 bulan selanjutnya. ASI eksklusif mengandung arti
bahwa makanan bayi hanyalah ASI, tanpa cairan atau makanan padat lain
termasuk air mineral. ASI eksklusif ini umumnya diterapkan di usia bayi
0 sampai 6 bulan.
- Bukti menunjukkan bahwa kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit ibunya (skin-to-skin contact) segera
setelah ia lahir ke dunia dapat membangun keintiman dengan sang ibu
menjadi lebih dalam. Proses ini juga membantu membuat bayi tetap merasa
hangat setelah keluar dari rahim. Lebih jauh, kulit tubuh bayi yang
bersentuhan langsung dengan kulit tubuh ibunya merupakan cara efektif
untuk dilakukan tidak hanya saat proses inisiasi menyusui dini, tapi
bisa kapan saja, untuk menenangkan bayi saat sakit dan membuat sang ibu
lebih nyaman.
- Bayi menjadi lebih tenang dan relatif tidak terlalu sering menangis.
- Mengurangi angka kematian bayi baru lahir.
- Meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, dan daya tahan tubuh bayi, terutama di usia 0 – 1 tahun.
- Lebih menstabilkan napas bayi, terutama setelah dilahirkan.
- Membantu ibu untuk pulih lebih cepat setelah proses persalinan.
Meski
mengandung banyak manfaat, tetapi penerapan proses ini tidak mudah.
Umumnya dikarenakan belum banyak orang yang memahami pentingnya prosedur
ini.
Agar IMD dapat Diterapkan
Di
Indonesia, persoalan dan tantangan yang sering dihadapi adalah belum
banyak rumah sakit ataupun bidan yang mengakomodasi proses inisiasi
menyusui dini ini. Oleh karenanya, untuk dapat menerapkan proses ini,
penting bagi para calon ibu untuk memilih rumah sakit yang pro-ASI dan
pro-IMD. Berikut beberapa hal yang wajib ditanyakan saat mencari tempat
bersalin jika ingin menerapkan inisiasi menyusui dini:
- Apakah rumah sakit tersebut memiliki kebijakan untuk menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan atau rooming-in pasca persalinan.
- Rumah sakit tersebut sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum berhasil memproduksi ASI, untuk memberikan susu formula kepada bayi.
- Apakah dokter dan atau perawat yang akan membantu persalinan pro-ASI dan siap membantu ibu untuk menyusui.
- Kepastian
untuk memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi
menyusui dini setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang
ia butuhkan.
- Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda setelah proses IMD.
Namun
memang ada kalanya beberapa prosedur seperti operasi caesar di luar
rencana atau komplikasi lain saat persalinan sering membuat proses ini
tidak dapat dijalankan. Meski demikian, penting bagi ibu untuk
menekankan keinginannya untuk menjalankan prosedur ini, jika memang
masih memungkinkan.
Pada akhirnya, inisiasi menyusui dini dapat
berhasil diterapkan jika ibu yang menjalani proses persalinan telah siap
secara fisik dan mental. Proses ini juga hanya akan berhasil jika sang
ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di sekitarnya,
terutama rumah sakit, dokter yang menjalankan proses persalinan, dan
keluarga.