Gerakan Masyarakat Menyusui Sejak Dini "Gema Susi"
Media Share kegiatan terobosan dalam rangka membantu program pemerintah di bidang kesehatan khususnya upaya meningkatkan pemberian ASI sedini mungkin melalui penggalangan komitmen masyarakat untuk melakukan IMD dan memberikan ASI Eksklusif
Jumat, 05 Februari 2016
Minggu, 24 Januari 2016
Sedikit tentang sejarah Hari Gizi Nasional
Sejarah Hari Gizi Nasional
Hari Gizi Nasional di Indonesia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 Januari, untuk tahun 2016,Pentingnya Gizi dalam kehidupan sudah diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia almarhum Prof. Poorwo Soedarmo sejak awal Kemerdekaan.
Beliau kala itu diangkat oleh Menteri Kesehatan Dokter J Leimena untuk mengepalai Lembaga Makanan Rakyat (LMR). Waktu itu lebih dikenal sebagai Instituut voor Volksvoeding (IVV) yang merupakan bagian dari Lembaga Penelitian Kesehatan yang dikenal sebagai Lembaga Eijckman.
Hari Gizi Nasional pertama kali diadakan oleh Lembaga Makanan Rakyat (LMR) pada pertengahan tahun 1960-an, kemudian dilanjutkan oleh Direktorat Gizi pada tahun 1970-an hingga sekarang.
Kegiatan ini diselenggarakan untuk memperingati dimulainya pengkaderan tenaga gizi Indonesia dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan tanggal 26 Januari 1951.
Sejak saat itulah pendidikan tenaga gizi terus berkembang pesat di banyak perguruan tinggi di Indonesia. Kemudian disepakati bahwa tanggal 25 Januari di peringati sebagai Hari Gizi Nasional Indonesia.
Itulah Sejarah Hari Gizi Nasional Indonesia yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 25 Januari.
Apa itu Oksitosin..???
Hormon oksitosin dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior yang fungsinya; merangsang produksi ASI, kontraksi di akhir kehamilan dan penyusutan rahim setelah melahirkan
Hormon yang bertanggungjawab untuk merangsang kontraksi pada rahim saat proses persalinan. Bagi perempuan yang mengalami kontraksi lambat, tetesan oksitosin dapat digunakan untuk membantu kontraksi lebih kuat dan teratur. Selain itu, hormon oksitosin juga memainkan peranan penting saat setelah proses melahirkan. Yakni, merangsang rahim berkontraksi lagi untuk mengeluarkan plasenta.
Pelepasan hormon oksitosin berlangsung secara alami, namun terdapat suatu cara untuk mendorongnya lebih cepat. Diantaranya, melalui proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Meletakkan bayi di atas perut ibu, agar bayi mencari payudara ibunya sendiri, dapat merangsang pelepasan oksitosin. Sehingga, wanita disarankan untuk melakukannya secepat mungkin setelah melahirkan, untuk membantu keluarnya plasenta. Jika plasenta gagal keluar, ibu akan diberikan hormon sintetis yang mereplikasi efek oksitosin untuk membantu rahim berkontraksi.
Oksitosin juga memainkan peranan penting di luar proses melahirkan. Setiap kali menyusui, ibu akan melepaskan hormon oksitosin yang membantu rahim menciut dan kembali ke ukuran normal.
Hormon oksitosin dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior yang fungsinya; merangsang produksi ASI, kontraksi di akhir kehamilan dan penyusutan rahim setelah melahirkan
Hormon yang bertanggungjawab untuk merangsang kontraksi pada rahim saat proses persalinan. Bagi perempuan yang mengalami kontraksi lambat, tetesan oksitosin dapat digunakan untuk membantu kontraksi lebih kuat dan teratur. Selain itu, hormon oksitosin juga memainkan peranan penting saat setelah proses melahirkan. Yakni, merangsang rahim berkontraksi lagi untuk mengeluarkan plasenta.
Pelepasan hormon oksitosin berlangsung secara alami, namun terdapat suatu cara untuk mendorongnya lebih cepat. Diantaranya, melalui proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Meletakkan bayi di atas perut ibu, agar bayi mencari payudara ibunya sendiri, dapat merangsang pelepasan oksitosin. Sehingga, wanita disarankan untuk melakukannya secepat mungkin setelah melahirkan, untuk membantu keluarnya plasenta. Jika plasenta gagal keluar, ibu akan diberikan hormon sintetis yang mereplikasi efek oksitosin untuk membantu rahim berkontraksi.
Oksitosin juga memainkan peranan penting di luar proses melahirkan. Setiap kali menyusui, ibu akan melepaskan hormon oksitosin yang membantu rahim menciut dan kembali ke ukuran normal.
Jumat, 22 Januari 2016
Apakah Hormon Prolaktin itu ?
Prolaktin merupakan salah satu hormon seks pada pria maupun wanita.
Dalam keadaan normal kadar hormon prolaktin di dalam tubuh berkisar antara 1,39-24,20 ng/ml.
Hormon
prolaktin dihasilkan oleh kelenjar pituitari anterior yang terletak di
otak. Hormon ini berperan dalam perkembangan payudara selama kehamilan
dan fungsi menyusui. Dalam keadaan normal, kadar hormon prolaktin akan
meningkat pada masa kehamilan dan menyusui. Kadar hormon prolaktin yang melebihi normal dikenal sebagai hiperprolaktinemia.
Kadar
hormon prolaktin yang melebihi normal akan menyebabkan keluarnya air
susu dari payudara (galaktorea), gangguan dalam periode menstruasi
wanita, gangguan kesuburan (infertilitas), dan disfungsi ereksi pada
laki-laki. Peningkatan kadar prolaktin dapat menekan sekresi atau
produksi hormon FSH dan GnRH yang berujung menjadi gangguan proses
menstruasi dan dapat menyebabkan amenore sekunder (tidak menstruasi
selama 6 bulan atau lebih).
Peningkatan hormon prolaktin akan mengganggu keseimbangan hormon
reproduksi lain yang berperan dalam ovulasi (pelepasan sel telur) dan
dapat mempengaruhi kesuburan.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat.
Pentingnya Inisiasi Menyusui Dini untuk Kesehatan Bayi
ASI telah terbukti berperan penting sebagai sumber makanan utama dan perlindungan bayi baru lahir dari berbagai penyakit. Proses menyusui ini sebenarnya dapat dimulai dan dikuatkan dengan inisiasi menyusui dini (IMD). Sayang, belum banyak orang yang memahami pentingnya prosedur ini untuk bayi.
World Health Organizations (WHO) merekomendasikan proses inisiasi menyusui dini dijalankan selama 1 jam pertama kehidupan awal bayi. Proses tersebut dilaksanakan dengan cara menempatkan bayi di dada ibunya segera setelah sang bayi keluar dari jalan lahir. Bayi ini kemudian akan secara alami, tanpa dibantu, mencari puting ibunya untuk menyesap ASI.
Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menjalankan proses IMD:
- Memberi kesempatan pada bayi untuk mendapatkan kolostrum, yaitu tetes ASI pertama ibu yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Cairan pertama dari ASI ini biasanya berwarna kuning, sangat padat, dan hanya sebanyak kira-kira satu sendok teh.
- Proses ini juga menunjang keberhasilan ASI eksklusif hingga setidaknya 4 bulan selanjutnya. ASI eksklusif mengandung arti bahwa makanan bayi hanyalah ASI, tanpa cairan atau makanan padat lain termasuk air mineral. ASI eksklusif ini umumnya diterapkan di usia bayi 0 sampai 6 bulan.
- Bukti menunjukkan bahwa kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit ibunya (skin-to-skin contact) segera setelah ia lahir ke dunia dapat membangun keintiman dengan sang ibu menjadi lebih dalam. Proses ini juga membantu membuat bayi tetap merasa hangat setelah keluar dari rahim. Lebih jauh, kulit tubuh bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit tubuh ibunya merupakan cara efektif untuk dilakukan tidak hanya saat proses inisiasi menyusui dini, tapi bisa kapan saja, untuk menenangkan bayi saat sakit dan membuat sang ibu lebih nyaman.
- Bayi menjadi lebih tenang dan relatif tidak terlalu sering menangis.
- Mengurangi angka kematian bayi baru lahir.
- Meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, dan daya tahan tubuh bayi, terutama di usia 0 – 1 tahun.
- Lebih menstabilkan napas bayi, terutama setelah dilahirkan.
- Membantu ibu untuk pulih lebih cepat setelah proses persalinan.
Agar IMD dapat Diterapkan
Di Indonesia, persoalan dan tantangan yang sering dihadapi adalah belum banyak rumah sakit ataupun bidan yang mengakomodasi proses inisiasi menyusui dini ini. Oleh karenanya, untuk dapat menerapkan proses ini, penting bagi para calon ibu untuk memilih rumah sakit yang pro-ASI dan pro-IMD. Berikut beberapa hal yang wajib ditanyakan saat mencari tempat bersalin jika ingin menerapkan inisiasi menyusui dini:- Apakah rumah sakit tersebut memiliki kebijakan untuk menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan atau rooming-in pasca persalinan.
- Rumah sakit tersebut sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum berhasil memproduksi ASI, untuk memberikan susu formula kepada bayi.
- Apakah dokter dan atau perawat yang akan membantu persalinan pro-ASI dan siap membantu ibu untuk menyusui.
- Kepastian untuk memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusui dini setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang ia butuhkan.
- Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda setelah proses IMD.
Pada akhirnya, inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika ibu yang menjalani proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Proses ini juga hanya akan berhasil jika sang ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di sekitarnya, terutama rumah sakit, dokter yang menjalankan proses persalinan, dan keluarga.
Rabu, 20 Januari 2016
Bidan Desa sedang mendampingi kegiatan Gema Susi
Gerakan masyarkat sadar menyusui sejak dini memerlukan keterlibatan dan peran serta yang aktif dari semua unsur yang terkait terutama peran Tempat pelayanan kesehatan di desa dalam hal ini Polindes, posyandu dan sebagainya.
Gambar di atas menunjukkan kegiatan kelas ibu hamil di Desa Seketi - Balongbendo Sidoarjo
Langganan:
Postingan (Atom)